Aku Benci Valentine
Aku Benci Valentine
Pagi ini Chacha dan Cheri sangat tidak bersemangat, walaupun ini
hari kasih sayang atau yang sering disebut Valentine Days. “Gak usah di tanya
lagi kenapa bisa si saudara kembar itu bersedih seperti ini” kata Shera sahabat
Chacha dan Cheri. “Iya, kasihan banget orang itu kan” jawab Shira saudara
kembar Shera yang juga sahabat Chacha dan Cheri. “Emang orang itu kenapa?”
tanya Vhira dan Vhera serentak. Vhira dan Vhera adalah anak pindahan dari
Jakarta, mereka langsung bersahabat dengan Chacha, Cheri, Shera, dan Shira.
“Mereka sudah yatim piatu sejak mereka berumur 8 tahun.” tukas Shera. “Terus
apa hubungannya dengan Valentine Days?” tanya Vhira dan Vhera yang masih
bingung. “Ya ada lah.” jawab Shira. “Apa hubungannya?” tanya Vhira dan Vhera
yang semakin bingung. “Hubungannya adalah orang tua mereka meninggal tepat di
tanggal ini.” jawab Shira pelan – pelan agar tidak terdengar Chacha dan Cheri.
Tapi percuma, mereka dari tadi mendengar percakapan keempat sahabatnya. Tapi
Chacha dan Cheri tidak marah, malah mereka menceritakan kejadian 10 tahun lalu
yang menimpa keluarganya. “Gak papa kalo kalian mau ceritain kami. Kami gak
bakal marah, itu kan udah 10 tahun yang lalu, jadi gak papa. Atau kalian mau
dengar kejadian yang menimpa kami?” tanya Chacha panjang lebar. “Mau donk”
jawab keempat sahabatnya dengan penuh semangat. “Jadi begini, waktu itu kami
masih berumur 8 tahun. Tepat di hari Valentine, kami di ajak jalan – jalan sama
orang tua kami seharian penuh. Akhirnya kami pergi jalan – jalan mulai dari
kolam berenang sampai rumah sakit yang membuat kami awalnya senang menjadi
sedih. Terakhir saat kami dalam perjalanan pulang, di dalam mobil kami
berseteru hebat hanya karena masalah kecil. Kami berseteru karena Mami kami
bercanda tentang kami akan pindah ke Jogjakarta, spontan Aku, Chacha, dan Papi
tidak setuju. Kami kira Mami sedang tidak bercanda, Papi hilang konsentrasi
sehingga membuat mobil kami menjadi oleng dan akhirnya masuk jurang. Chacha
mencari pertolongan dengan menaiki jurang yang tidak terlalu tinggi itu,
sedangkan Aku menemani Mami dan Papi yang masih bisa bertahan hidup, walaupun
Mami dan Papi sudah kehilangan banyak darah. Berjam – jam kutunggu Chacha dan
akhirnya datang membawa beberapa warga dan 6 orang polisi. Warga menolong kami
untuk menaiki jurang, sedangkan polisi membantu Mami dan Papi kami yang sudah
sekarat. Saat sudah sampai di atas ternyata sudah ada ambulans yang menunggu
kami, kami menaiki ambulans. Kami menemani Mami dan Papi dengan terus berdoa
agar kedua orang tua kami masih bisa terselamatkan, tapi Tuhan berkehendak lain
dalam perjalanan orang tua kami menghembuskan nafas terakhirnya. Kami terus
menangis dan berteriak, kami merasa Tuhan tidak adil. Sejak itu lah kami mulai
membenci Valentine Days.” tukas Cheri panjang lebar. “Ya udah kalian yang tabah
ya.” jawab Vhira, Vhera, Shera, dan Shira yang berusaha menenangkan sahabatnya
yang kembar itu.
Jangan Lupa Komen Ya 🙆🙆🙆🙆🙆🙆🙆🙆🙆
Komentar
Posting Komentar