Purple Angel Wing Heart Langsung ke konten utama

Penyebab Obesitas

Hai semua 👐👐👐. Sehatkan? Sehatlah, jangan sakit-sakit ya nanti nggak bisa baca blog saya 😂😂. Hari ini kita akan membahas penyebab obesitas. Langsung saja yuk!!!!

Pengertian Obesitas

obesitas
Bicara soal masalah satu ini, ternyata obesitas sudah banyak diperbincangkan oleh para ahli. Dilansir dari laman obesity.org, obesitas merupakan penyakit kronis yang kerap menimpa seseorang. Tidak hanya itu saja, obesitas juga membutuhkan strategi baru dalam mengatasi dan mencegahnya. Laman satu ini bahkan menyebut obesitas sebagai keadaan di mana jaringan adiposa di dalam tubuh melampaui jumlah normal.
Fungsi Jaringan Adiposa
Sebagai tambahan informasi, rupanya jaringan adiposa sendiri memiliki sejumlah fungsi yang sangat penting bagi tubuh. Jaringan adiposa bahkan memegang peranan penting dalam proses sekresi metabolit, sitokin, lemak dan faktor penggumpakan yang terkait. Disinggung mengenai keterkaitan jaringan adiposa dan juga obesitas, ternyata jumlah jaringan adiposa yang berlebih dapat meningkatkan kadar asam lemak dalam tubuh. Tidak hanya itu saja, ternyata jumlah jaringan adiposa yang berlebihan juga memicu terjadinya peradangan.
Banyaknya jumlah jaringan adiposa yang melebihi normal tak hanya menyebabkan obesitas saja. Kondisi yang demikian rupanya juga dapat memicu penyakit diabetes tipe 2. Hal ini lantaran banyaknya jaringan adiposa dapat mempengaruhi ketahanan dari insulin dalam tubuh.  Nah, bagi Anda yang tertarik untuk mengetahui kadar jaringan adiposa, tidak ada salahnya untuk melakukan pengecekan dengan BMI atau Body Mass Index.
Mengetahui Body Mass Index 
Body Mass Index
Body Mass Index atau yang biasa disebut dengan BMI merupakan perhitunagna matematis yang melibatkan tinggi dan berat badan. Perhitungan menggunakan BMI sendiri ternyata menggunakan rumus berat tubuh dalam satuan kilogram yang dibagi oleh tinggi badan dalam satuan meter. Nah, agar tidak bingung dalam menentukan apakah BMI Anda termasuk normal atau tidak, simak perhitungan yang dilansir dari laman Obesity.org berikut.
Rumus BMI : (berat tubuh ÷ (tinggi badan x tinggi badan))
Misalnya saja Anda memiliki berat tubuh 45 kilogram dengan tinggi badan 1,65 meter. Maka untuk mencari BMI cukup dengan = 45 kg ÷ (1,65)2 m = 16,53 kg/m2. Dari perhitungan tersebut dapat diketahui apakah BMI Anda sudah menunjukkan hasil tubuh ideal atau tidak. Berikut tabel dari perhitungan BMI.
Di bawah 18,5Kurus
18-5 – 24,9Normal
24,5 – 29,9Overweight
30 dan lebih dari ituObesitas
40 dan lebih dari ituObesitas ekstrim
BMI sendiri rupanya sudah banyak digunakan untuk mengetahui tubuh seseorang termasuk ke dalam tubuh ideal atau tidak. Namun, penghitungan jaringan adiposa ternyata tidak hanya dapat dilakukan dengan menghitung BMI saja. Ada beberapa cara lainnya seperti penghitungan lingkar pinggang hingga rasio antara pinggang dan pinggul. Kendati demikian, Anda juga harus memperhatikan sejumlah hal seperti genetik keluarga, frekuenasi dalam melakukan physical activity hingga kebiasaan dalam berdiet.
Perhitungan Lingkar Pinggang
Cara mengetahui apakah Anda termasuk penderita obesitas atau tidak adalah dengan menghitung lingkar pinggang. Cara satu ini ternyata berfungsi untuk mengetahui ukuran dari banyaknya lemak yang terkandung pada bagian abdomen atau perut. Sebagai tambahan informasi, ternyata berlebihnya kadar lemak pada bagian perut dapat diketahui dengan cara merujuk ukuran normal pinggang. Dilansir dari laman Obesity.org, pria yang memiliki lingkar pinggang lebih dari 40 inchi berisiko tinggi terkena obesitas. Sedangkan untuk wanita, risiko terkena obesitas akan terjadi jika ukuran lingkar pinggang lebih dari angka 35 inchi.
Penyebab Obesitas
makanan berlemak
Obesitas atau kelebihan berat badan ternyata dapat disebabkan oleh sejumlah hal. Maka dari itu, tidak ada salahnya jika Anda menyimak sejumlah penyebab obesitas. Apalagi, penyebab obesitas pada setiap orang dapat berbeda-beda.
Mengonsumsi Kalori Terlalu Banyak
Salah satu penyebab yang dapat membuat Anda mengalami obesitas adalah mengonsumsi terlalu banyak kalori. Bahkan, kebiasaan mengonsumsi terlalu banyak kalori menjadi pemicu utama dari obesitas yang menyerang para warga Amerika. Hal tersebut dibuktikan dengan penelitian yang ditampilkan oleh laman milik Medical News Today. Berdasarkan data yang dihimpun oleh The Obesity Society, penderita obesitas di Amerika pada tahun 2000 meningkat sebanyak 31% dibandingkan dengan data di tahun 1980 silam.
Sebagai tambahan informasi, rupanya kelebihan kalori yang dikonsumsi setaip harinya ini dipicu oleh sejumlah makanan yang banyak mengandung gula. Tidak hanya itu saja, ternyata menyantap fast food juga dapat meningkatkan konsumsi kalori harian yang dibutuhkan oleh tubuh. Maka dari itu, tidak ada salahnya jika mulai sekarang Anda mengurangi menyantap fast food mau pun makanan instan lainnya.
Bermalas-Malasan
Penyebab obesitas lainnya yang jarang dihiraukan oleh banyak orang adalah bermalas-malasan. Apalagi, dengan adanya teknologi yang semakin canggih, banyak orang yang dapat melakukan beragam aktivitas tanpa harus berpindah tempat. Nah, hal inilah yang membuat Anda malas menggerakkan tubuh. Akibatnya, tubuh tidak dapat membakar kalori secara maksimal. Tidak hanya itu saja, bermalas-malasan ternyata juga mempengaruhi kinerja dalam tubuh, terutama bagaimana tubuh memproses asupan makanan.
Dilansir dari laman Medical News Today, ternyata bermalas-malasan dapat mempengaruhi ketidakstabilan hormon insulin. Sebagai tambahan informasi, rupanya kondisi yang demikian dapat memicu terjadinya kelebihan berat badan yang dapat berakibat obesitas. Hal ini pun sudah dibuktikan oleh peneliti dari Pennington Biomedical Research Center. Hasil dari penelitian yang dilakukan pada tahun 2012 silam menunjukkan jika anak-anak yang lebih banyak menghabiskan waktu di depan TV atau gadget berisiko mengalami obesitas lebih besar dari anak-anak yang gemar melakukan aktivitas fisik.
Kurang Tidur
Sebagian dari Anda mungkin memang mendedikasikan hidup untuk memberikan yang terbaik. Terutama dalam bidang pekerjaan. Sayangnya, hal tersebut kerap membuat Anda merelakan waktu tidur alias begadang hanya untuk menyelesaikan pekerjaan. Namun, siapa yang menyangka ternyata kurang tidur juga berisiko menjadikan Anda mengidap obesitas.
Sebagai tambahan informasi, penelitian yang diinisiasi oleh peneliti dari Warwick Medical School dilakukan pada belasan ribu orang dewasa dan anak-anak menunjukkan hasil yang mengejutkan. Siapa yang akan menyangka jika penelitian yang dipimpin oleh Professor Fransesco Cappucio ini menyimpulkan jika orang dewasa dan juga anak-anak yang kurang tidur ternyata mengalami obesitas.
  • Fakta Mengejutkan yang Harus Diperhatikan
Dari penelitian yang dilakukan oleh Professor Fransesco, terungkap jika orang dewasa mau pun anak-anak yang kurang tidur akan memproduksi Ghrelin. Ghrelin sendiri merupakan hormone yang akan menstimulasi nafsu makan. Tidak heran jika kondisi tersebut akan membuat Anda memilih untuk menyantap makanan di malam hari. Padahal, hal tersebut dapat meningkatkan jumlah kalori dalam tubuh dalam waktu singkat.
Konsumsi Fruktosa Secara Berlebihan
Masalah kelebihan berat badan atau obesitas ternyata juga dapat disebabkan oleh fruktosa. Fruktosa sendiri merupakan salah satu jenis pemanis buatan. Sebagai tambahan informasi, siapa yang menyangka ternyata mengonsumsi terlalu banyak fruktosa dapat menyebabkan hypertrigliceridimia. Kondisi yang demikian merupakan salah satu pemicu penyakit diabetes dan juga obesitas.
Berdasarkan JAM atau Journal of the American Medical Association, ternyata area otak yang berfungsi menekan nafsu makan menjadi aktif saat orang-orang mengonsumsi glukosa. Hal tersebut berbanding terbalik saat Anda mengonsumsi fruktosa. Dengan kata lain, fruktosa ternyata dapat membuat tubuh merasa cepat lapar.
Masalah Genetis
Selain faktor-faktor di atas, ternyata obesitas juga dapat disebabkan oleh masalah genetis. Dilansir dari laman Medical News Today, salah satu masalah gen yang disebut dengan FTO dapat menjadi pemicunya. Bahkan, FTO dapat membuat satu diantara enam orang mengalami perilaku mengonsumsi makanan secara berlebih. Hal ini pun telah dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh sekelompok tim dari University College London.
Penelitian yang dipimpin oleh Racher Batterham tersebut menjelaskan jika seseorang yang memiliki gen FTO berisiko tinggi mengalami obesitas. Pasalnya, gen satu ini dapat membuat seseorang tersebut mengonsumsi makanan yang mengandung banyak lemak. Bahkan, seseorang yang memiliki gen FTO tidak akan merasa kenyang dalam waktu singkat sebelum menyantap makanan dalam porsi besar.
Terlalu Sering Menyantap Junk Food
Di era yang modern ini, mobilitas setiap individu ternyata bertambah semakin cepat. Tidak heran jika Anda yang memiliki aktivitas padat lebih memilih menyantap junk food untuk mengisi perut dibading menyantap makanan yang terbuat dari daging, sayur dan buah segar. Sebagai tambahan infomrasi, junk food tidak hanya mengandung kalori yang tinggi saja. Namun, juga mengandung lemak trans yang dapat memicu kolesterol serta obesitas.
Selain itu, junk food ternyata juga membuat Anda ketagihan untuk menyantapnya kembali. Tidak heran jika banyak orang yang kerap memesan lebih dari dua macam atau porsi junk food dalam sekali waktu makan. Dilansir dari laman kesehatan Health Line, kecanduan akan junk food ini ternyata bersifat sama pada para pecandu minuman alkohol. Tidak heran jika Anda baru menyadari bahayanya setelah berat tubuh melonjak drastis.
Terlalu Sering Mengonsumsi Alkohol
Salah satu penyebab obesitas yang tidak banyak diketahui oleh orang adalah mengonsumsi alkohol. Anda tentu akan bertanya-tanya mengenai keabsahan dari hal satu ini. Pasalnya, sampai saat ini masih banyak orang yang mempercayai jika meminum alkohol justru akan membantu dalam menurunkan berat tubuh secara signifikan. Namun, hal tersebut rupanya ditampik oleh penelitian yang dilakukan oleh sekelompok peneliti di Washington University pada awal tahun 2011 silam.
Penelitian yang juga bersumber pada dua penelitian terdahulu mengenai kebiasaan pengonsumsi alkohol ini membawa hasil yang cukup mengejutkan. Siapa yang akan menyangka jika para pengonsumsi alkohol ternyata lebih rentan mengalami obesitas. Bahkan, hal ini juga akan berpengaruh pada keturunan mereka. Dilansir dari laman Obesity Action, Anda yang memiliki riwayat keluarga gemar mengonsumsi alkohol akan lebih rentan terkena obesitas. Bahkan, wanita dengan riwayat keluarga yang demikian memiliki potensi 49% lebih banyak dibanding wanita dari keluarga yang tidak mengonsumsi alkohol.
  • Hubungan Obesitas dan Alkohol
Kendati mengonsumsi alkohol dapat memperbesar risiko terserang obesitas, ternyata hal tersebut tidak serta-merta menyimpulkan jika alkohol menjadi penyebab utama obesitas. Pasalnya, para peneliti ini menemukan fakta baru jika para pengonsumsi alkohol juga memiliki kebiasaan hidup yang kurang sehat. Hal inilah yang akhirnya menjadi pemicu obesitas. Mulai dari pengaplikasian pola makan yang tidak teratur hingga mengonsumsi beragam makanan cepat saji yang mengandung lemak tidak sehat dan pengawet buatan.
Perhatikan Obat Yang Anda Konsumsi 
jonathan-perez-409943
Siapa yang menyangka ternyata jenis obat tertentu juga dapat menyebabkan Anda mengalami obesitas. Dilansir dari artikel pada Annals of Pharamcotherapy, ternyata sejumlah obat-obatan juga dapat memicu terjadinya kenaikan berat badan. Nah, berikut jenis-jenis obat yang dapat memicu kenaikan berat badan dilansir dari laman Health.
Paxil
Obat satu ini biasa diberikan kepada pasien yang kerap mengalami rasa cemas. Namun, jangan khawatir. Anda dapat mengganti obat paxil alias paroxetine dengan obat yang seperti Prozac atau Zoloft yang tidak berisiko terlalu tinggi dalam meningkatkan berat badan. Hal ini pun juga direkomendasikan oleh Dr. Arrone selaku konsultan dari Paxil sendiri.
Depakote
Obat yang juga dikenal mengandung valporic acid ini biasa diberikan kepada pasien yang mengalami bipolar disorder. Namun, obat satu ini juga kerap digunakan untuk mencegah migraine. Sebuah penelitian di tahun 2007 yang mengkaji pasien pengidap epilepsi pada wanita dan pria menunjukkan hasil yang cukup mengejutkan.
Siapa yang menyangka sebanyak 44% pasien wanita dan 24% pasien pria yang mengonsumsi Depakote selama setahun mengalami kenaikan berat badan mencapai 11 pon atau setara dengan 4,99 kilogram. Tidak hanya itu saja, ternyata obat jeis ini juga mempengaruhi asupan protein pada saat proses metabolisme. Sebagai tambahan informasi, ternyata Depakote memberikan efek yang lebih besar pada kaum hawa dibanding kaum pria.
Zyprexa
Obat dengan nama zyprexa ini ternyata dapat menaikkan berat tubuh sebanyak 7% hanya dalam 18 bulan. Hal ini pun telah dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan pada tahun 2005 silam. Dari penelitian tersebut dihasilkan sebanyak 30% dari para pengonsumsi obat satu ini selama 18 bulan berturut-turut mengalami kenaikan berat badan.
Sebagai tambahan informasi, rupanya obat satu ini juga biasa diberikan kepada pasien yang mengidap schizophrenia dan juga bipolar disorder. Mengonsumsi obat satu ini ternyata dapat menghambat produksi serotonin dalam tubuh yang menyebabkan tubuh lebih mudah mengalami kenaikan. Dilansir dari laman Health, para penderita diabetes biasa mengonsumsi obat sejenis metformin untuk menurunkan berat badan. Misalnya saja seperti obat Geodone yang mengandung ziprasodone yang juga bersifat sebagai antipsychotics seperti Zyprexa.
pengobatan obesitas
Kondisi tubuh yang mengalami obesitas ternyata justru membuat Anda mengalami sejumlah kesulitan. Tidak hanya itu saja, obesitas juga memicu timbulnya penyakit lain. Maka dari itu, tidak ada salahnya untuk menjajal sejumlah cara berikut yang ampuh mengatasi obesitas.
Menerapkan Diet Sehat
Salah satu cara untuk mengatasi obesitas adalah menerapkan diet sehat. Dilansir dari laman Mayo Clinic, penderita obesitas disarankan untuk mengurangi asupan kalori harian dengan menyantap makanan berserat. Makanan tersebut antara lain buah, sayur dan juga whole grain. Kendati demikian, akan lebih baik jika Anda mengonsultasikan hal satu ini kepada dokter atau dietician terpercaya.
Pasalnya, menerapkan diet juga memberikan sejumlah efek samping. Misalnya saja memicu maslaah kesehatan lainnya. Tidak hanya itu saja, tubuh bisa jadi kekurangan vitamin. Namun, dietician atau dokter biasanya akan memberikan resep diet rendah kalori dalam bentuk cairan untuk mengatasi obesitas.
Memperbanyak Aktifitas Fisik
Salah satu cara untuk mengatasi atau pun mencegah obesitas adalah dengan menggerakkan badan. Cara satu ini bisa dilakukan dengan berolahraga. Seperti yang telah diketahui, berolahraga ampuh dalam membakar kalori dalam tubuh yang kerap memicu obesitas. Tidak tanggung-tanggung, bagi Anda yang ingin menurunkan berat badan ternyata harus ekstra dalam berolahraga.
Pasalnya, untuk menurunkan satu kilogram, Anda diharuskan membakar kalori sebanyak 8.000 kalori. Sebagai tambahan informasi, ternyata satu pon lemak mengandung 3.500 kalori. Bagaimana dengan Anda yang tidak memiliki waktu untuk berolahraga? Tenang, Anda dapat menyiasatinya dengan beragam cara. Misalnya saja dengan berjalan kaki dari rumah ke halte bus atau ke kantor. Bisa juga menyiasatinya dengan bersepeda setiap minggu. Sebagai tambahan informasi, rupanya menerapkan diet sehat dan juga mengimbanginya dengan berolahraga dapat menurunkan berat badan secara signifikan.
Mengurangi Asupan Kalori
Seperti yang telah diketahui sebelumnya, salah satu penyebab obesitas adalah asupan kalori yang berlebih. Tidak heran jika salah satu cara untuk mengatasi obesitas adalah dengan mengurangi atau pun mengontrol jumlah kalori yang dikonsumsi setiap harinya. Dilansir dari laman kesehatan milik Mayo Clinic, cara satu ini ternyata juga dapat memperbaiki kebiasaan makan Anda yang kurang sehat. Pasalnya, Anda akan diminta untuk memilah jenis makanan yang disantap. Kendati demikian, ternyata jumlah kalori yang dibutuhkan setiap individu berbeda-beda. Tidak heran jika untuk memutuskan berapa banyak kalori yang disantap harus dilakukan dengan berkonsultasi kepada pihak terkait atau ahli gizi. Umumnya, orang dewasa memerlukan kalori sebanyak 1.200 hingga 1.500 setiap harinya.
Mengikuti Konseling Secara Teratur
Selain membenahi pola dan kebiasaan makan yang kurang sehat, Anda juga dianjurkan untuk mengikuti konseling khusus penderita obesitas. Konseling satu ini juga melibatkan para professional di bidangnya yang akan membuka pengetahuan Anda mengenai kebiasaan makan selama ini. Tidak hanya itu, banyak penderita obesitas yang mengikuti konseling ini juga mampu mengontrol kebiasaan makan yang kurang sehat. Biasanya, konseling yang demikian diadakan dalam sesi individu mau pun grup.
Itulah tadi penyebab obesitas. Terima kasih telah berkunjung ke blog saya 🙏🙏. Sampai jumpa lagi dadah 🙌🙌

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Editan Photoshop Yang Bikin Gagal Paham

7 Penemuan Besar Stephen Hawking yang Akan Dikenang Sepanjang Masa

Western Food Yang Kelihatannya Enak Padahal Menjijikkan